Kita saat ini berada dalam sebuah fase cyber di zaman ini. Dimana hampir semua kegiatan di seluruh dunia menggunakan cyber sources dalam mencapai tujuannya. Komputer, jaringan internet, telepon genggam dengan fasilitas transfer data GPRS atau layanan pesan singkat (SMS) menjadi sesuatu yang sangat akrab dalam keseharian kita.
Beberapa aktifitas yang dulunya dilakukan secara manual maupun dengan alat yang lebih sederhana, sekarang bisa dilakukan hanya dengan memencet tombol di keyboard komputer. Mudah sekali. Dunia menjadi sebuah global village. Saya bisa berkomunikasi dengan seorang freelance writer di Amerika dengan layanan e-mail, atau sebaliknya dengan biaya yang sangat murah, sangat cepat dan sangat mudah.
Apa yang kita dapatkan dengan semua ini? Dari sisi positif, manusia dapat berhubungan langsung dengan banyak sumber informasi, searching ilmu pengetahuan mutakhir atau data yang urgent sekali. Tapi sisi negatifnya, dengan komputer juga manusia bisa terjebak dalam selera yang sia-sia melalui games, junk e-mail maupun cyber porn
perubahan proses bisnis/sosial akibat teknologi yang melunturkan nilai etika tradisional
1. Handphone
a. Model Kerja
• Pada teknologi modern masa kini, budaya komunikasi telah banyak memanfaat kan jasa layanan telephone sellular atau hand phone.dengan menggunakan HP yang menggunakan jasa kartu selluler maka kita dapat memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan .
b. Nilai Etika Tradisional Yang Hilang
Dari aspek moral kita bisa menyaksikan sendiri terkikisnya nilai-nilai transendental pada kebanyakan remaja kita saat ini. HP yang sejatinya diharapakan menjadi alat untuk memudahkan dalam berkomunikasi telah dialih fungsikan menjadi sarana perusakan moral dan intelektual para pelakunya. Gambar-gambar dan film-film porno seakan menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan lagi dari kebanyakan remaja kita saat ini. Mereka begitu leluasa menikmati film-film laknat tanpa ada pihak yang sanggup mencegahnya. Hal ini diperparah dengan keberadaan pihak-pihak tak bertanggungjawab yang memberikan jasa penyediaan film-film dan gambar laknat itu secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sebagian masyarakat dan umumnya remaja kita saat ini juga semakin lengket dengan predikat ‘hana eh malam’ akibat aktifitas baru menelpon ber-jam-jam hingga larut malam tanpa menghiraukan apapun resiko yang menimpanya. Sehingga keasyikan nelpon malam tidak jarang berakibat dikesampingkannya pekerjaan penting lainnya dan berujung dengan luputnya waktu salat shubuh akibat terpaksa bangun kesiangan
Ketidak-bijaksanaan ber-handphone ini tidak jarang pula menyebabkan terkikisnya ‘perasaan’ si pengguna HP. Kita bisa melihat fenomena yang terjadi selama ini yang sepertinya telah menjadi sebuah kebiasaan baru pengguna HP. Misalnya seperti ketika salat berjamaah dimasjid/meunasah atau dalam sebuah rapat dan kegiatan-kegiatan penting lainnya. Seolah begitu sulit mematikan atau men-sailent HP meskipun hanya sejenak untuk kekhusukan terlaksananya hal-hal yang sangat sakral. Panggilan HP tidak jarang pula lebih dimuliakan daripada panggilan Tuhan, Panggilan HP seolah menjadi sebuah prestise bagi pemiliknya maskipun yang dibicarakan nanti adalah hal-hal yang kurang penting. Sebesar apapun larangan menghidupkan HP dalam mesjid atau sepenting apapun sebuah rapat menjadi tak berfungsi ketika perasaan si pengguna HP ini menipis.
terkikisnya khusnuzhon dan aterjangkitinya penyakit buruk sangka atau suuzan dalam ber-SMS akibat telat atau lupanya pihak yang di-SMS untuk membalas atau sedang sibuk sehingga sebuah panggilan telepon tidak sempat diangkat. Persoalan sebaliknya adalah keengganan sebagian diantara kita untuk mengangkat sebuah panggilan telepon atau menjawab sebuah pesan singkat dengan perasaan seolah si-penelpon/SMS tidak lebih baik atau lebih mulia dari dirinya, hal ini sering diperankan oleh elit-elit di birokrasi kita dengan berbagai macam alasannya. Dan hal yang berbeda tentu akan diperlihatkan sesorang seandainya yang menghubungi adalah pejabat, orang kaya atau orang yang dibutuhkannya(bukan orang yang membutuhkannya). Padahal ini sudah memasuki ranah yang disebut Rasulullah sebagai penyakit hati, kesombongan, keangkuhan dan lain sebagainya.
2. internet
a. Model kerja
• dengan menggunakan perangkat computer atau hp yang terhubung dengan internet kita bias menyelami dunia tanpa batas
b. Nilai etika tradisional yang hilang
kita biasanya lebih sering menghabiskan waktu berjam jam untuk sekedar duduk di depan monitor.menyelami dunia tanpa batas..ketimbang sekedar berkunjung ke rumah tetangga /sanak famili.sehinga Kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang
menghasilkan manusia yang nyaris tidak perlu berhubungan dalam bentuk tradisional: tatap muka dan bersalaman.(Hilangnya silaturahmi, )
Dengan adanya internet juga sudah menghilangkan rasa takut pada diri kita untuk melakukan hal-hal yang berbau pelangaran hukum seperti;
– Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain
Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account pelanggan mereka yang “dicuri” dan digunakan secara tidak sah. Pencurian account cukup dengan menangkap “user_id” dan “password” saja. Akibat dari pencurian ini, penggunan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut.
– Membajak situs web
Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan mengeksploitasi lubang keamanan.
– Probing dan port scanning
Salah satu langkah yang dilakukan cracker sebelum masuk ke server yang ditargetkan adalah melakukan pengintaian. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan “port scanning” atau “probing” untuk melihat servis-servis apa saja yang tersedia di server target. Sebagai contoh, hasil scanning dapat menunjukkan bahwa server target menjalankan program web server Apache, mail server Sendmail, dan seterusnya.
0 comment:
Post a Comment